December 11, 2010

KETABAHAN BUDAK ZUNAIRAH

Satu diantara budak muslim adalah Zunairah, budak Abu Jahl. Karena keyakinannya itulah dia diinterogasi Abu Jahl.
"Benarkah kamu telah menganut agama Islam?" tanya Abu Jahl.
"Benar. Aku percaya pada seruan Muhammad, karena itu aku mengikutinya." Jawab Zunairah.
Untuk menggoyahkan keyakinan budaknya, Abu Jahl bertanya pada kawan-kawannya."Hai kawan-kawan, apakah kalian juga mengikuti seruan Muhammad?"
"Tidaaak," jawab mereka serempak.
"Nah, sekira apa yang dibawa Muhammad itu baik, tentu mereka akan lebih dulu mengikutinya" kata Abu Jahl melecehkan budaknya.

Maka dipukullah Zunairah itu secara keji hingga matanya luka parah dan akhirnya menjadi buta. Melihat mata budaknya menjadi buta, Abu Jahl membujuknya.
"Matamu menjadi buta itu akibat kau masuk Islam. Coba kau tinggalkan agama Muhammad itu, matamu akan sembuh kembali," katanya.
Betapa sakit hati Zunairah mendengar olok-olokan itu."Kalian semua adalah pembohong, tak bermoral. Lata dan Uzza yang kalian sembah itu tak akan bisa berbuat apa-apa. Apalagi memberi manfaat dan madlarat," katanya.Mendengar itu,

Abu Jahl semakin naik pitam. Maka dipukullah budak itu sekeras-kerasnya dan berkata, "Wahai Zunairah. Ingatlah kepada Lata dan Uzza. Itu berhala sembahan kita sejak nenek moyang kita. Tak takutkah jika mereka nanti murka kepadamu? Tinggalkan segera agama Muhammad yang melecehkan kita." Kata Abu Jahl.

"Wahai Abu Jahl. Sebenarnya Latta dan Uzza itu buta. Lebih buta daripada mataku yang buta akibat siksaanmu ini. Meski mataku buta, Allah tak akan sulit mengembalikannya menjadi terang, tidak seperti tuhanmu Latta dan Uzza itu" kata Zunairah.Berkat kekuasaan Allah.

Esoknya mata Zunairah yang buta akibat siksaan Abu Jahl itu kembali sembuh sperti sedia kala. Abu Jahl yang menyaksikannya menjadi terheran-heran. Namun dasar orang tak beriman, dia malah berkata "Ini pasti karena sihir Muhammad" katanya sembari kembali menyiksa budaknya. Untunglah datang Abu Bakar yang lalu memerdekakan Zunairah setelah memberi tebusan kepada Abu Jahl.

»»  READMORE...

December 10, 2010

GADIS CANTIK DENGAN SEPOTONG ROTI

Diriwayatkan bahawa pernah terjadi musim kemarau di kalangan Bani Israil. Masuklah seorang fakir di depan pintu seorang kaya seraya berkata, “Berilah sedekah kepadaku dengan sepotong roti untuk mencari redha Allah SWT.”
Puteri dari orang kaya itu keluar membawa roti yang masih hangat dan diberikannya kepada orang fakir itu. Lalu datanglah orang kaya yang celaka dan dipotongnya tangan puterinya.

Lalu Allah SWT merubah keadaannya dan menghilangkan semua hartanya. Jadilah dia fakir dan meninggal dalam keadaan hina. Sedang puterinya berkeliling dari pintu rumah ke pintu yang lain dengan meminta-minta. Dia seorang gadis yang cantik jelita.

Suatu hari gadis itu datang di depan pintu seorang lelaki kaya. Keluarlah ibu lelaki itu dan dia memandang puteri itu dan memperhatikan kecantikannya serta menyuruhnya masuk ke dalam rumahnya. Dia merasa tertarik dan ingin mengahwinkan dengan anaknya. Setelah dia mengahwinkannya, dia menghiasinya dan menghidangkan di hadapannya sebuah hidangan pada malam hari. Puteri itu mengeluarkan tangannya sebelah kiri untuk makan bersama suaminya.

Melihat itu suaminya berkata, “Sungguh aku memang sering mendengar bahawa orang fakir adalah kurang pendidikan. Keluarkanlah tangan kananmu.”

Puteri itu tetap mengeluarkan tangan kirinya dan berkali-kali suaminya melarangnya. Terdengar satu suara dari sudut pintu, “Keluarkan tanganmu sebelah kanan, hai perempuan hamba Allah. Benar-benar engkau telah memberikan roti itu kepada Allah. Tentu Allah akan memberikan tanganmu kepada dirimu.”

Maka dikeluarkannya tangan kanannya dalam keadaan utuh berkat kekuasaan Allah SWT dan makanlah dia bersama suaminya.

»»  READMORE...

Sang anak Mencari rahsia kebahagiaan

Seorang pemilik kedai menyuruh anaknya pergi mencari rahsia kebahagiaan dari orang paling bijaksana di dunia. Anak itu melintasi padang pasir selama empat puluh hari, dan akhirnya tiba di sebuah kota yang indah, jauh tinggi di puncak gunung. Di sanalah orang bijak itu tinggal.
Namun ketika dia memasuki kota itu, si anak muda bukannya menemukan orang bijak tersebut, melainkan melihat kesibukan besar di dalamnya: para pedagang berlalu-lalang, orang-orang bercakap- cakap di sudut-sudut, ada orkestra kecil sedang memainkan muzik lembut dan ada meja yang penuh dengan piring-piring berisi makanan- makanan paling enak di kawasan dunia tersebut. Si orang bijak berbicara dengan setiap orang dan anak muda itu harus menunggu selama dua jam. Setelah itu, barulah tiba gilirannya.
Si orang bijak mendengarkan dengan saksama saat anak muda itu menjelaskan maksud kedatangannya, namun dia mengatakan sedang tidak punya waktu untuk menjelaskan rahasia kebahagiaan. dia menyarankan anak muda itu melihat-lihat sekeliling istana, dan kembali kesini dua jam lagi.
“Sementara itu, aku punya tugas untukmu,’kata si orang bijak.
Diberikannya pada si anak muda sudu teh berisi dua titis minyak.
‘Sambil kau berjalan-jalan bawa sudu ini, tapi jangan sampai minyaknya tumpah.’
Anak muda itu pun mulai berkeliling-keliling naik turun sekian banyak tangga istana, sambil matanya tertuju pada sudu yang dibawanya. Setelah dua jam, dia kembali ke ruangan tempat orang bijak itu berada.


 


“Nah,’kata si orang bijak,’apakah kau melihat permaidani-permaidani Persia yang tergantung di ruang makanku? Bagaimana dengan taman hasil karya ahli taman yang menghabiskan sepuluh tahun untuk menciptakannya? Apa kau juga melihat lukisan-lukisan indah di perpustakaanku?’
Anak muda itu merasa malu. Dia mengakui bahwa dia tidak sempat melihat apa-apa. Dia terlalu fokus pada usaha menjaga minyak di sudu itu supaya tidak tumpah.
“Kalau begitu, pergilah lagi berjalan-jalan, dan nikmatilah keindahan- keindahan istanaku,’kata si orang bijak.
‘Tak mungkin kau boleh mempercayai seseorang, kalau kau tidak mengenal rumahnya.’
Merasa lega, anak muda itu mengambil sudunya dan kembali menjelajahi istana tersebut, kali ini dia mengamati semua karya seni di langit-langit dan tembok-tembok. Dia menikmati taman-taman, gunung- gunung di sekelilingnya, keindahan bunga-bunga, serta cita rasa yang terpancar dari segala sesuatu di sana. Ketika kembali menghadap orang bijak itu, diceritaknnya dengan mendalam segala pemandangan yang telah dilihatnya.
‘Tapi di mana titis-titis minyak yang kupercayakan padamu itu?’ tanya si orang bijak.
“Si anak muda memandang sendok di tangannya, dan menyadari dua titis minyak itu sudah tidak ada.
“Nah, hanya ada satu nasihat yang boleh kuberikan untukmu,’kata orang paling bijak itu.
Rahsia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala hal menakjubkan di dunia ini, tanpa pernah melupakan titis- titis minyak di sendokmu.”
»»  READMORE...

December 9, 2010

Hikayat Pohon Ara dan Batu

Seorang saudagar yang sangat kaya raya tengah mengadakan perjalanan bersama kafilahnya. Di antara debu dan bebatuan, derik kereta diselingi dengus kuda terdengar bergantian. Sesekali terdengar lecutan cambuk sais di udara. Tepat di tengah rombongan itu tampaklah pria berjanggut, berkain panjang dan bersorban ditemani seorang anak usia belasan tahun.

Kedua berpakaian indah menawan. Dialah sang Saudagar bersama anak semata wayangnya. Mereka duduk pada sebuah kereta yang mewah berhiaskan kayu gofir dan permata yaspis. Semerbak harum bau mur tersebar di mana-mana. Sungguh kereta yang mahal. Iring-iringan barang, orang dan hewan yang panjang itu berjalan perlahan, dalam kawalan ketat para pengawal.


Rombongan itu bergerak terus hingga pada suatu saat mereka di sebuah tanah lapang berpasir. Bebatuan tampak diletakkan teratur di beberapa tempat. Pemandangan ini menarik bagi sang anak sehingga ia merasa perlu untuk bertanya pada ayahnya. "Bapa, mengapa tampak olehku bebatuan dengan teratur di sekitar daerah ini. Apakah gerangan semua itu?" "Baik pengamatanmu, anakku," jawab Ayahnya, "bagi orang biasa itu hanyalah batu, tetapi bagi mereka yang memiliki hikmat, semua itu akan tampak berbeda".


"Apakah yang dilihat oleh kaum cerdik cendikia itu, Bapa?, tanya anaknya kembali. "Mereka akan melihat itu sebagai mutiara hikmat yang tersebar, memang hikmat berseru-seru di pinggir jalan, mengundang orang untuk singgah, tetapi sedikit dari kita yang menggubris ajakan itu."


"Apakah Bapa akan menjelaskan perkara itu padaku?" "Tentu buah hatiku", sahut Sang Saudagar sambil mengelus kepala anaknya. "Dahulu, ketika aku masih belia, hal inipun menjadi pertanyaan di hatiku. Dan kakekmu, menerangkan perkara yang sama, seperti saat ini aku menjelaskan kepadamu. Pandanglah batu-batu itu dengan seksama. Di balik batu itu ada sebuah kehidupan. Masing-masing batu yang tampak olehmu sebenarnya sedang menindih sebuah biji pohon ara."


"Tidakkah benih pohon ara itu akan mati karena tertindih batu sebesar itu Bapa?" "Tidak anakku. Sepintas lalu memang batu itu tampak sebagai beban yang akan mematikan benih pohon ara. Tetapi justru batu yang besar itulah yang membuat pohon ara itu sanggup bertahan hidup dan berkembang sebesar yang kau lihat di tepi jalan kemarin."


"Bilakah hal itu terjadi bapa?" "Batu yang besar itu sengaja diletakkan oleh penanamnya menindih benih pohon ara. Mereka melakukan itu sehingga benih itu tersembunyi terhadap hembusan angin dan dari mata segala hewan. Sampai beberapa waktu kemudian benih itu akan berakar, semakin banyak dan semakin kuat. Walau tidak tampak kehidupan di atas permukaannya, tetapi di bawah, akarnya terus menjalar. Setelah dirasa cukup barulah tunasnya akan muncul perlahan. Pohon ara itu akan tumbuh semakin besar dan kuat hingga akhirnya akan sanggup menggulingkan batu yang menindihnya. Demikianlah pohon ara itu hidup. Dan hampir di setiap pohon ara akan kau temui, sebuah batu, seolah menjadi peringatan bahwa batu yang pernah menindih benih pohon ara itu tidak akan membinasakannya. Selanjutnya benih itu menjadi pohon besar yang mampu menaungi segala mahluk yang berlindung dari terik matahari yang membakar."

"Apakah itu semua tentang kehidupan ini Bapa?" tanya anaknya. Sang Saudagar menatap anaknya lekat-lekat sambil tersenyum, kemudian meneruskan penjelasannya. "Benar anakku. Jika suatu saat engkau di dalam masa-masa hidupmu, merasakan terhimpit suatu beban yang sangat berat ingatlah pelajaran tentang batu dan pohon ara itu.


Segala kesulitan yang menindihmu, sebenarnya merupakan sebuah kesempatan bagimu untuk berakar, semakin kuat, bertumbuh dan akhirnya tampil sebagai pemenang. Camkanlah, belum ada hingga saat ini benih pohon ara yang tertindih mati oleh bebatuan itu, Jadi jika benih pohon ara yang demikian kecil saja punya kekuatan untuk dapat menyingkirkan batu di atasnya...., bagaimana dengan kita ini???


Perhatikanlah kata-kata ini anakku. Pahatkan pada loh-loh batu hatimu, sehingga engkau menjadi bijak dan tidak dipermainkan oleh hidup ini. Karena memang kita ditakdirkan menjadi "tuan" atas hidup kita.
»»  READMORE...

December 8, 2010

Kisah Qarun

Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir'aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.


Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil.Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutmakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.

Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"

Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata, "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh…."

Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.

Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)."

PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN

Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah al-`Ankabut, dan satu kali dalam surah al-Mu'min.Penyebutan dalam surah al-`Ankabut pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu Qarun,Fir'aun, dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.

"Dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (al-`Ankabut: 39-40)

Penyebutan dalam surah al-Mu'min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya."Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, `(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.'" (al-Mu'min:23-24)
»»  READMORE...

December 7, 2010

ANALISIS KENAPA AL-QURAN TURUN KEPADA BANGSA ARAB

1. Bahasa Arab

Ia adalah antara bahasa yang tertua di dunia, dan bahasa ini adalah bahasa yang asli (authentic), yakni, tidak ada ceduk-menyeduk bahasa asing, spt bahasa Inggeris @ bahasa Melayu sekalipun.. Bahasa yg paling tepat untuk menerangkan tentang isi kandungan Al Quran. Bahasa yang terindah utk nukilan puitis

2. Bangsa Arab

Adalah bangsa yang terkenal dengan puisi dan syair, dan arif menghafal.. Adalah bangsa yang terkenal dengan sifat degil, kasar ( pengaruh geografi), dan kejam (seperti membunuh anak perempuan) serta budaya dan amalan-amalan sesat seperti menyembah berhala, arak, judi, perempuan, sihir dan sebagainya.

Cabaran: sifat-sifat tersebut adalah merupakan satu cabaran yang hebat untuk Nabi SAW meyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat yang sebegini rupa. Kalau nak dibandingkan dengan bangsa-bangsa sebelah timur, walaupun kafir, budaya timur masih sopan, lemah lembut. Dan kalau bangsa Melayu kita, bila ajaran Islam datang dengan mudah kita menerimanya sebab bangsa kita lebih terbuka dan mudah menerima.. bukan macam bangsa Arab?

Kesan: Apabila mereka menerima Islam, mereka tetap dan teguh kepada kepercayaan mereka, semangat mereka tinggi dan berupaya menyebarkan agama keseluruh dunia sama ada melalui penaklukan atau pedagangan. Mampukah bangsa melakukan sama seperti apa yang mereka telah lakukan?? Hmmm..

3. Kedudukan Geografi

Kedudukan Makkah as the most strategic “centre” of the world, antara penemuan timur dan barat, perasan tak? , kalau nak di bandingkan, Vatican City di Rome, tempat penemuan Christians tu, dah di belah barat.

Pengaruh Cuaca:
Iklim panas kering di negara Arab Saudi ni dengan padang pasir yang luas, tanah kering kontang adalah juga satu simbolik kepada perjuangan dan survival cabaran yang sungguh besar. Cuba buat di Malaysia ke, Spain ke, tak banyakla cabarannya..

Selain dari itu seperti kata Ustaz, cuaca yang sebegini adalah amat sesuai untuk menunaikan ibadah haji. Tanah Mekah juga adalah tanah tempat pertemuan Nabi Adam a.s. dan Jeddah kita saya maksudnya nenek kita.. Hawa.. yakni di Jabar Rahmah, Padang Arafah aka padang Mahsyar yang juga akan menjadi tempat pertemuan kita di akhir waktu nanti..

Tanah Arab adalah tempat tamadun manusia yang pertama yakni Tamaddun Mesopotamia di lembah Sg. Euprates dan Sg. Tigris di Iraq..

»»  READMORE...

December 6, 2010

AKIBAT LUPA MATI

Barangsiapa melupai mati, ia akan menderita tiga perkara :

1. Menunda-nunda taubat, akhirnya mati dalam keadaan membawa bersama dosa yang belum bertaubat. Seringkali panjang angan-angan kerana menyangka mati masih lambat dan masih panjang.

2. Tidak rela hidup sederhana akhirnya memburu kesenangan dan kemewahan dunia hingga lalai dari mengingati Allah s.w.t sering merasa kecewa dan putus asa seolah-oleh dunia ini segala-galanya. Kegagalan seolah-olah kegagalan hakiki. Terlalu mementingkan diri sendiri dan sanggup menindas orang lain.

3. Malas beribadah, kelazatan mengecapi nikmat dunia menyebabkan lenyapkan kelazatan beribadah kepada Allah s.w.t. Hilang kemanisan ibadah, makin dirasai kosong dan tidak bermanfaat.


Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya, " Kuburan adalah perhentian pertama dari alam akhirat. Jika ia selamat disini maka seterusnya ia akan mengalaminya dengan lebih mudah. Tetapi jika ia tidak selamat, maka selanjutnya ia akan mengalami dengan lebih berat", (Termizi, Ibnu Majab, Al Hakim).

Nabi Yaakub a.s meminta kepada malaikat maut agar menghantar utusan terlebih dahulu sebelum mencabut nyawa beliau. Permintaan itu bermaksud agar Nabi Yaakub mendapat peringatan atau tanda-tanda kematian lebih awal. Ketika malaikat maut datang menemui Nabi Yaakub a.s untuk mencabut nyawa, beliau bertanya, " Bukankah aku minta dikirimkan utusan terlebih dahulu?. " Malaikat maut menjawab, " Demi Allah telah banyak utusanku untuk memberi peringatan Wahai Nabi Allah". Jawab Nabi Yaakub, " Aku tidak mngetahui dan mengenalinya". Jawapan malaikat maut, " Iaitu berupa sakit, uban, tua, pendengaran yang kurang, dan penglihatan yang kabur".

Dari Abu Dzar ia berkata : Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya : " Berziarahlah ke kubur kerana ia dapat mengingatkanmu kepada akhirat. Mandikan orang mati kerana menguruskan jasad orang mati merupakan peringatan yang mendalam. Dan sembahyangkan jenazah kerena itu dapat meruntuhkan hatimu (menyedaihkan) ketana orang yang bersedih di bawah naungan Allah bereti bersedia dengan segala kebajikan". (Al Hakim).
»»  READMORE...

Salam ukhwah fillah.. harap sudilah follow