December 10, 2010

Sang anak Mencari rahsia kebahagiaan

Seorang pemilik kedai menyuruh anaknya pergi mencari rahsia kebahagiaan dari orang paling bijaksana di dunia. Anak itu melintasi padang pasir selama empat puluh hari, dan akhirnya tiba di sebuah kota yang indah, jauh tinggi di puncak gunung. Di sanalah orang bijak itu tinggal.
Namun ketika dia memasuki kota itu, si anak muda bukannya menemukan orang bijak tersebut, melainkan melihat kesibukan besar di dalamnya: para pedagang berlalu-lalang, orang-orang bercakap- cakap di sudut-sudut, ada orkestra kecil sedang memainkan muzik lembut dan ada meja yang penuh dengan piring-piring berisi makanan- makanan paling enak di kawasan dunia tersebut. Si orang bijak berbicara dengan setiap orang dan anak muda itu harus menunggu selama dua jam. Setelah itu, barulah tiba gilirannya.
Si orang bijak mendengarkan dengan saksama saat anak muda itu menjelaskan maksud kedatangannya, namun dia mengatakan sedang tidak punya waktu untuk menjelaskan rahasia kebahagiaan. dia menyarankan anak muda itu melihat-lihat sekeliling istana, dan kembali kesini dua jam lagi.
“Sementara itu, aku punya tugas untukmu,’kata si orang bijak.
Diberikannya pada si anak muda sudu teh berisi dua titis minyak.
‘Sambil kau berjalan-jalan bawa sudu ini, tapi jangan sampai minyaknya tumpah.’
Anak muda itu pun mulai berkeliling-keliling naik turun sekian banyak tangga istana, sambil matanya tertuju pada sudu yang dibawanya. Setelah dua jam, dia kembali ke ruangan tempat orang bijak itu berada.


 


“Nah,’kata si orang bijak,’apakah kau melihat permaidani-permaidani Persia yang tergantung di ruang makanku? Bagaimana dengan taman hasil karya ahli taman yang menghabiskan sepuluh tahun untuk menciptakannya? Apa kau juga melihat lukisan-lukisan indah di perpustakaanku?’
Anak muda itu merasa malu. Dia mengakui bahwa dia tidak sempat melihat apa-apa. Dia terlalu fokus pada usaha menjaga minyak di sudu itu supaya tidak tumpah.
“Kalau begitu, pergilah lagi berjalan-jalan, dan nikmatilah keindahan- keindahan istanaku,’kata si orang bijak.
‘Tak mungkin kau boleh mempercayai seseorang, kalau kau tidak mengenal rumahnya.’
Merasa lega, anak muda itu mengambil sudunya dan kembali menjelajahi istana tersebut, kali ini dia mengamati semua karya seni di langit-langit dan tembok-tembok. Dia menikmati taman-taman, gunung- gunung di sekelilingnya, keindahan bunga-bunga, serta cita rasa yang terpancar dari segala sesuatu di sana. Ketika kembali menghadap orang bijak itu, diceritaknnya dengan mendalam segala pemandangan yang telah dilihatnya.
‘Tapi di mana titis-titis minyak yang kupercayakan padamu itu?’ tanya si orang bijak.
“Si anak muda memandang sendok di tangannya, dan menyadari dua titis minyak itu sudah tidak ada.
“Nah, hanya ada satu nasihat yang boleh kuberikan untukmu,’kata orang paling bijak itu.
Rahsia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala hal menakjubkan di dunia ini, tanpa pernah melupakan titis- titis minyak di sendokmu.”

No comments:

Post a Comment

Salam ukhwah fillah.. harap sudilah follow