February 9, 2011

KEYAKINAN DAN PRASANGKA BAIK

Seorang murid mendambakan syeikh yang akan menyampaikannya kepada Allah. Meski sudah berusaha keras, ia tak berhasil menemukan syeikh yang diidamkan.
Suatu hari ada yang berkata kepadanya bahwa ia tidak akan menemukan seorang syeikh yang dapat menyampaikannya kepada Allah kecuali Fulan bin Fulan yang tinggal disuatu kota. Ia pun segera berangkat ke kota itu. Setelah sampai di sana, ia menanyakan tentang orang yang dimaksud. Penghuni kota menun- jukkan kepadanya seorang lelaki yang berperangai buruk dan suka bermaksiat. Ia mendatangi rumah orang itu dan mengetuk pintunya.


"Siapa?" tanya pemilik rumah.
"Fulan," jawabnya.

Pemilik rumah sedang menunggu orang yang kebetulan namanya sama dengan nama si murid. Ia telah berjanji kepadanya untuk bersenang-senang dengan wanita dan minuman memabukkan. Ia lalu membukakan pintu karena mengira bahwa tamu itu adalah temannya.
Si murid masuk ke dalam rumah. Ketika menatap wajah pemilik rumah, ia lalu duduk bersimpuh dan menangis. Pertemuan dengan sang calon syeikh ini begitu mengharukannya sehingga ia tidak melihat wanita-wanita dan minuman keras yang ada di situ.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya pemilik rumah keheranan.
"Aku ingin agar kamu menyampaikan aku kepada Allah. Aku telah berusaha mencari guru, tetapi tidak menemukan selain kamu," kata si murid dengan suara sendu.
Karena ingin segera terbebas dari orang yang tampak aneh ini, lelaki itu berkata sekenanya, "Pergilah ke tempat A, di bawah gunung B. Di sana akan kamu temukan air. Berwudhulah dengan air itu kemudian beribadahlah di situ sampai Allah memberimu fath."

Si murid segera keluar melaksanakan perintah syeikhnya. Ia beribadah dengan sungguh-sungguh sampai akhirnya Allah memberinya fath. Setelah menerima fath dari Allah, ia akhirnya tahu bahwa orang yang selama ini dianggap sebagai syeikhnya ternyata adalah manusia yang berperangai buruk dan suka bermaksiat kepada Allah.

Si murid kemudian mulai dikenal orang. Kesalehannya menjadi buah bibir masyarakat. Manusia mulai berdatangan, ada yang ingin menuntut ilmu, ada juga yang sekedar ingin memperoleh keberkahan. Bertambah hari muridnya bertambah banyak. Suatu hari ia jatuh sakit. Ketika penyakitnya menjadi semakin parah, para muridnya bertanya, "Guru, siapa yang akan kamu angkat untuk mengantikan kedudukanmu jika kamu wafat."
"Fulan bin Fulan yang suka bermaksiat. Karena itu, bertawajuhlah kalian kepada Allah, berdoalah, agar sebelum aku meninggal dunia, Allah telah merubah keadaannya menjadi yang terbaik, dan memberinya petunjuk, karena sesungguhnya aku tidak akan mencapai kedudukan ini kalau bukan karena dia. Bertawajuhlah kepada Allah!"

Allah mengabulkan doa mereka. Lelaki itu bertobat dan menjadi murid dari mantan muridnya.
Ia berusaha sungguh-sungguh untuk mendekatkan diri kepada Allah di bawah bimbingan gurunya. Sepeninggal sang guru, ia dipercaya untuk menggantikan kedudukannya.
Barangsiapa bertobat, Allah akan menerima tobatnya. Karena lelaki tadi mendekatkan diri kepada Allah dengan sidq (kesungguhan), ia mencapai kedudukan yang tinggi. Barang siapa menghadap Allah dengan sidq, ia akan mencapai apa yang telah dicapai oleh orang-orang yang sempurna. (I:136)

---------------------------------
Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul
Asyraf, Kisah dan Hikmah
»»  READMORE...

January 21, 2011

DUA BISIKAN

Rasulullah bersabda: “Terdapat dalam hati seseorang dua bisikan. Pertama bisikan malaikat yang menjanjikan kebajikan, membenarkan yang hak; maka barangsiapa merasakan bisikan ini, hendaklah ia mengetahui bahawa itu adalah dari Allah dan mensyukurinya. Kedua adalah bisikan musuh yang mengajak melakukan kejahatan, mendustakan kebenaran, malarang perbuatan kebajikan; maka barangsiapa merasakan itu hendaklah berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk."

Kamudian Rasulullah membacakan maksud ayat surah Al Baqarah: 268; ‘Syaitan menjanjikan (menakutkan) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (bakhil), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan kurnia daripadaNya. Allah maha luas kurniaNya lagi maha mengetahui.’

Jelas pada hadis ini ialah dalam hidup kita, kita selalu kena membuat berbagai keputusan. Dalam satu hari mungkin beratus-ratus keputusan perlu kita buat. Contohnya: ketika azan Subuh dari menara masjid yang mengejutkan kita dari tidur menyebabkan kita perlu membuat keputusan samada hendak bangun dan pergi solat Subuh di masjid atau terus sahaja tidur. Bisikan atau rasa hati supaya kita bangun untuk solat Subuh itu adalah bisikan malaikat manakala yang berbisik untuk terus tidur sebentar lagi adalah bisikan syaitan.

Ia membuai kita dengan rasa sejuk, menghiburkan kita supaya terus tidur, berhujah dengan kita bahawa waktu Subuh masih panjang, boleh solat Subuh di rumah dan akhirnya kita terlelap hinggalah terlepas waktu Subuh. Demikianlah juga dalam berbagai contoh keputusan lain yang boleh kita ambil. Antara ke masjid di waktu malam atau duduk di rumah tengok TV bersama anak-anak. Malaikat mengajak kita sekali tetapi syaitan mengajak dan memberikan alasan pada kita bertubi-tubi. Kalau pergi ke masjid susah kerana malam yang gelap, hujan hendak turun, hendak balik nanti takut, basikal tak ada lampu, kesian tinggal anak dan isteri di rumah sendirian, kalau pergi ke masjid nanti orang perli kerana jarang pergi, dan 1001 macam alasan yang akan dibisikan oleh syaitan dalam hati kita.

Adakah kita akan tewas kepada bisikan SYAITAN?
»»  READMORE...

Salam ukhwah fillah.. harap sudilah follow